Pelatih dan mantan atlet nasional Gatot Sudarsono mengatakan perempuan dengan berat badan tak ideal berisiko mengalami cedera saat lari jika tak mengikuti aturan mainnya.
"Khusus perempuan dengan berat badan tidak ideal, risiko otot kaki cedera karena beban lari lima kali lipat beban tubuh. Jadi, otot kaki menahan berat tubuh. Kalau tidak siap, risikonya gampang kram dan lainnya," tutur Gatot saat dihubungi Kompas Female beberapa waktu lalu.
Karenanya, Gatot menyarankan perempuan yang kelebihan berat badan perlu memiliki pola latihan lari yang tepat, disesuaikan dengan berat badan tubuh. Selain itu, pilihan tempat lari, durasi lari, teknik lari, dan pilihan perlengkapan seperti sepatu juga perlu diperhatikan.
Gatot menyarankan perempuan yang kelebihan berat badan sebaiknya tidak latihan lari di permukaan aspal yang keras. Latihan lari di atas aspal menimbulkan risiko cedera lutut. Jadi, sebaiknya latihan lari di atas rumput yang empuk.
Durasi lari juga tak harus lama, apalagi untuk perempuan yang kelebihan berat badan. Selain itu, teknik lari juga penting diperhatikan. Sebaiknya perempuan dengan berat badan tak ideal tak langsung lari, melainkan mulai dengan jalan kaki, lalu lari perlahan mirip seperti jalan cepat.
Pilihan sepatu juga penting. Untuk perempuan gemuk yang ingin latihan lari sebaiknya pilih sepatu yang lentur, terdapat busa pada bagian tumit. Pilihan sepatu yang tepat mengurangi risiko cedera saat lari.
Dengan menjalani pola latihan tepat, perempuan gemuk bisa menjalani latihan lari lebih nyaman dan bebas risiko. Jika latihan tepat, tujuan menurunkan berat badan lewat olahraga lari juga bisa terpenuhi. Bahkan, keinginan untuk mengikuti ajang lari marathon bukan mustahil bisa terwujud.
"Dengan pola latihan tepat, selama dua bulan, perempuan yang kelebihan berat badan sekali pun mampu lari 10 KM," ungkap Gatot.
Be the first to reply!
Post a Comment